White Shoes & The Couples Company adalah sebuah band kecil yang
sedikit dipengaruhi oleh semangat akustik para musisi classic jazz di
tahun 30-an. Dengan classic strings arrangement yang dibubuhi sedikit
retro disco, easy listening accoustic ballads & sedikit sentuhan
nada dari keyboard mainan anak-anak keluaran akhir 70-an.
Agustus 2002, di sebuah kampus kesenian di IKJ bilangan Jakarta Pusat. Dua orang mahasiswa Seni Rupa, Aprilia Apsari (Sari) & Yusmario Farabi (Rio) yang sedang menjalin hubungan asmara, memutuskan untuk membuat sebuah grup musik dengan mengajak teman dekat satu fakultas mereka yang bernama Saleh. Maka terbentuklah formasi pertama grup musik White Shoes & The Couples Company. Sari pada posisi vokal & violin, Rio pada posisi gitar rhythm, serta Saleh pada posisi gitar melodi. Dengan formasi awal ini mereka bertiga tampil pertama kali pada sebuah acara kampus. Namun tampil hanya bertiga bukanlah rencana pertama, karena dari awal sebenarnya Sari & Rio ingin sekali mengajak sepasang suami istri dari fakultas musik, Ricky Surya Virgana (Ricky) & Mela. Tetapi karena sedang sibuk mengajar dan mengisi beberapa orchestra, mereka tak dapat ditemui. Selang beberapa bulan, mulailah sepasang suami istri tersebut bergabung dalam White Shoes & The Couples Company, Ricky pada posisi bass & cello serta Mela pada posisi keyboard, piano & viola.
Agustus 2002, di sebuah kampus kesenian di IKJ bilangan Jakarta Pusat. Dua orang mahasiswa Seni Rupa, Aprilia Apsari (Sari) & Yusmario Farabi (Rio) yang sedang menjalin hubungan asmara, memutuskan untuk membuat sebuah grup musik dengan mengajak teman dekat satu fakultas mereka yang bernama Saleh. Maka terbentuklah formasi pertama grup musik White Shoes & The Couples Company. Sari pada posisi vokal & violin, Rio pada posisi gitar rhythm, serta Saleh pada posisi gitar melodi. Dengan formasi awal ini mereka bertiga tampil pertama kali pada sebuah acara kampus. Namun tampil hanya bertiga bukanlah rencana pertama, karena dari awal sebenarnya Sari & Rio ingin sekali mengajak sepasang suami istri dari fakultas musik, Ricky Surya Virgana (Ricky) & Mela. Tetapi karena sedang sibuk mengajar dan mengisi beberapa orchestra, mereka tak dapat ditemui. Selang beberapa bulan, mulailah sepasang suami istri tersebut bergabung dalam White Shoes & The Couples Company, Ricky pada posisi bass & cello serta Mela pada posisi keyboard, piano & viola.
Bersinar di negeri sendiri adalah hal yang bagus. Namun, juga bersinar
di negeri orang adalah istimewa. Band-band Indonesia yang telah
mempunyai nama besar, sering kesulitan untuk menembus pasar asing. Namun
beberapa band dengan label indie di Indonesia ada yang lebih bersinar
di luar negeri ketimbang negeri sendiri, di antaranya adalah White Shoes & The Couples Company.
Alasan memilih nama White Shoes & The Couples Company hanya
karena mereka suka nama itu dan enak didengar. White Shoes & The
Couples Company merilis debut albumnya bertajuk “White Shoes & The
Couples Company” tahun 2005 lewat label Aksara Records dan
didistribusikan oleh Universal Music Indonesia. Namun rupanya tidak
hanya Indonesia saja yang memproduksi album band ini. Bahkan mereka
dikontrak oleh Minty Fresh Records, sebuah label rekaman dari Chicago,
AS.
White Shoes & The Couples Company adalah band Indonesia pertama
yang dikontrak oleh label perusahaan musik Amerika. Bahkan MURI mencatat
prestasi ini.
Tahun 2007 mereka merilis album kedua yang berjudul Skenario Masa Muda
dirilis di lima wilayah, yaitu Amerika, Kanada, Mexico, Australia, dan
Jepang sehingga semakin luas saja peredaran album mereka.
Prestasi mereka juga tidak main-main. Mereka telah banyak mendapat penghargaan internasional, di antaranya penghargaan dari Allmusicguide
sebagai “The 25 Most Crustwothy Band in 2006”, “The 25 Best Band in
Myspace in 2007” oleh Rolling Stone.com dan ‘The Most Blogworthy Band on
The Planet in 2007’ oleh Yahoo! Music.
Di bawah label Minty Fresh, mereka semakin sering melakukan promosi
album di AS. Sebut saja Austin, San Francisco, New York, Washington DC,
dan Los Angeles. Berkat dukungan media pula nama mereka semakin besar.
Keberhasilan mereka di luar negeri menunjukkan bahwa karya musisi
Indonesia tidak kalah dengan musisi luar lainnya.
Di Indonesia, White Shoes & The Couples Company sempat mengisi
soundtrack film “Janji Joni”. Sampai sekarang band ini masih eksis dan
sering mengisi event-event musik tanah air.
White Shoes & The Couples Company bisa dibilang kalah
dibandingkan dengan band-band besar Indonesia macam Slank, Nidji, Gigi,
atau Dewa. Namun, kiprah mereka di luar sana sangat membanggakan. Dengan
merilis album berisi lagu-lagu berbahasa Inggris maka memperbesar
kemungkinan mereka untuk go international. Mungkin karena
alasan itulah akhirnya banyak band-band Indonesia yang mencampurkan
lirik lagu dengan bahasa Inggris, atau merilis album dengan lagu yang
berisi dua bahasa.
0 comments:
Post a Comment